Gerakan Membaca di Sekolah: Bagaimana Caranya?
oleh Ahmad Hanapiyah
Pembiasaan membaca di berbagai sekolah tentu sudah dirancang dan dibiasakan. Akan lebih kuat gema, gerakan, hasilnya jika diikuti semua komponen: siswa, guru, orang tua, lembaga, instansi, pemangku kepentingan. Dari sekian banyak gerakan, salah satunya dari madrasah di Kabupaten Tangerang: Gerakan MTsN Tigaraksa Membaca yang mencoba menggelorakan pembiasaan selama ini agar menjadi lebih menggema dan berdaya guna. Pertanyaan yang muncul yaitu bagaimana cara pengelolaan gerakan membaca dan bentuk kegiatannya?
Cara pengelolaan disajikan secara bertahap dan berkala. Tahap 1 berupa penyiapan tim, sistem, program, sarana, dan buku dengan melibatkan kerja sama semua komponen: siswa, guru, anggaran sekolah, peran serta orang tua, hingga instansi dan lembaga-lembaga. Penjadwalan kegiatan disesuaikan dengan kalender akademik. Pelaksanaan gerakan membaca ini berkala dua semester dan satu tahun pelajaran.
Tahap 2 berupa pelaksanaan berbagai kegiatan. Pengadaan sudut baca dengan sumber buku dari siswa bekerja sama dengan wali kelas. Pelaksanaan reading time dengan teknik membaca senyap melibatkan partisipasi guru. Pembiasaan membaca di rumah mengikutsertakan partisipasi orang tua. Sistem koordinasi dan pengawasan semua pihak sangat penting dalam merealisasikan program.
Tahap 3 merupakan publikasi dan evaluasi. Publikasi melalui media sosial dan media massa sangat penting dalam mempromosikan rencana pelaksanaan dan hasil kegiatan. Dokumentasi kegiatan dan catatan pelaksanaan sangat penting untuk menjadi dasar evaluasi perubahan dari sebelum dan sesudah kegiatan.
Kegiatan gerakan literasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk seperti yang sudah dan akan dilaksanakan di MTsN Tigaraksa. Bentuknya berupa pemberdayaan perpustakaan berupa pelatihan pustakawan oleh Kemenag, Balai Diklat Keagamaan, Perpusda Kab. Tangerang serta peningkatan sarana perpustakaan; sedekah buku (400 buku dari siswa kls 7 baru, 9 alumni, guru, orang tua), hibah 150 Buku (Prioritas Banten), pinjaman koleksi perpusda 1 semester, 30 sudut baca (di 18 kelas, 12 sudut luar), tadarus dan reading time- membaca senyap (Senin-Kamis, 07.00-07.20), resensi buku, presentasi resensi buku (Jumat, setelah solat duha bersama), penerbitan kumpulan resensi dan cerpen siswa, pembentukan klub baca dan sanggar sastra, pemilihan duta baca, hadiah pembaca terbanyak, kunjungan mobil perpustakaan keliling, membaca senyap kolosal, serta publikasi kegiatan. Ini adalah alternatif bentuk kegiatan yang dapat dimodifikasi sesuai keadaan dan kebutuhan masing-masing madrasah dan sekolah.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan yaitu Launching Gerakan MTsN Tigaraksa Membaca pada 2 Oktober 2015. Kegiatan dilaksanakan dari pukul 07.00-09.00 WIB. Kegiatan dilaksanaan setelah salat duha di lapangan dengan hamparan terpal yang tersaji dari pukul 06.30. Selesai solat duha dan muhadoroh yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi, para pejabat terkait menyampaikan sambutan dukungan sekaligus meluncurkan gerakan: Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, Perpustakaan Kabupaten Tangerang,
Prioritas Banten, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang (DKKT), dan hadir juga Komunitas Baca Tangerang.
Selesai launching, dilanjutkan dengan membaca senyap kolosal. Peserta adalah 730 siswa, guru, serta seluruh pegawai yang membawa buku bacaan dari rumah termasuk juga para tamu undangan. Relaksasi dan peningkatan konsentrasi dilakukan lima menit sebagai persiapan. Membaca senyap dilakukan secara kolosal selama 15 menit. Suasana menjadi hening. Selesai membaca, diadakan kuis yang dipandu langsung oleh kepala madrasah. Para siswa diminta untuk menyampaikan hasil bacaan. Hadiah alat tulis dan tas menarik tersedia dari koperasi siswa, donasi guru, dan saweran spontan dari para pejabat.
Di penutup acara, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang (DKKT), Bapak Trip Umiuki memberikan pencerahan untuk membaca kehidupan melalui pembacaan puisi yang memukau dan pemahaman maknanya. Di launching gerakan ini, ditampilkan juga stand pameran koleksi perpustakaan MTsN Tigaraksa, koleksi buku sumbangan siswa dan guru, serta hibah buku USAID Prioritas Banten yang disajikan dalam bentuk prasmanan buku. Mobil perpustakaan keliling hadir dengan membawa beragam buku bacaan menarik bagi siswa. Hadir juga pihak media dari Tempo dan Wewarah Prioritas.
Gerakan ini tidak terlepas dari dukungan Kantor Kementerian Agama melalui pemberdayaan perpustakaan dan pelatihan pustakawan dari Balai Diklat Keagamaan Jakarta (2011, 2014, 2015), USAID Prioritas melalui pelatihan CTL dan budaya literasi serta hibah buku (2014- saat ini), Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang melalui pembinaan perpustakaan sekolah dan minat baca siswa (2007-saat ini), Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang melalui program sastra masuk sekolah, undangan sastra Tifa Nusantara (2014- saat ini); Komunitas Baca Kabupaten Tangerang, peran serta orang tua dan masyarakat, tentunya para pendidik sebagai dai pencerah di kelas, berbagai pihak media dengan publikasinya, serta semua pihak dengan dukungan tenaga dan doa.
Hal terpenting lainnya bagi pengelola minat baca di madrasah dan sekolah adalah mengamati model pembinaan minat baca di berbagai sekolah. Penjadwalan membaca "Pak Kumis Membaca" (pagiku kamis membaca) dari SDN 04 Ciruas, terasa menggelitik untuk merangsang siswa membaca. Ada juga sudut baca seperti di sudut sekolah SMPN 3 Tigaraksa, mobil baca pribadi milik Ibu Sri Hartati guru SMPN 1 Cisoka, serta pojok baca, lesehan baca, taman baca yang memanfaatkan tempat-lingkungan sekolah untuk membaca. Karya tulis siswa seperti portofolio resensi, ular baca, tirai baca dapat dipilih untuk mengkreasi karya siswa hasil membaca .
Model gerakan budaya baca di masyarakat sudah banyak dan dapat dijadikan inspirasi bagi sekolah untuk diadaptasikreasikan sesuai dengan kondisi sekolah. Pada September lalu ada peresmian gerakan Indonesia Membaca oleh Menteri Anies Baswedan yang merupakan rancangan Forum Taman Bacaan Masyarakat dengan ketua Dr. Firman Venayaksa dan Jambore Perpustakaan Kabupaten Tangerang oleh Komunitas Baca dan Perpustakaan Kabupaten Tangerang. Pada awal Oktober, di Lebak, ada juga gerakan Lebak Menulis untuk Banten Membaca. Rumah Dunia di Serang yang dikelola oleh Gol A Gong juga telah lama menjadi inspirator dan lokomotif penggerak literasi di Banten yang dapat diadaptasi gerakannya di lingkup sekolah.
Launching gerakan membaca di MTsN Tigaraksa ini adalah bagian gerak bertahap dari pembinaan minat baca siswa. Kali ini, gerak menyasar pada bergeraknya seluruh komponen madrasah dan jejaring literasi untuk menciptakan budaya baca tidak hanya di kelas dan di lingkungan sekolah, tetapi juga di rumah, dan di masyarakat demi peningkatan kualitas membaca, menulis, dan prestasi akademik.
*** Penulis: Ketua Gerakan MTsN Tigaraksa Membaca.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus